Jejak Langkah

Selasa, 03 Maret 2020

KH. BAKRI MUNAWWIR DAN SURBANNYA YANG BIKIN KALANG KABUT

                     KH. Bakri Munawwir
(Pengasuh Pondok Pesantren Almunawwir Blega yang Wafat Tahun 2002)
Oleh Moh. Ghufron Cholid

Ketegasan Kiai Bakri yang tidak pernah kompromi dengan bentuk kemungkaran. Membuat orang-orang yang dirugikan sangat sakit hati, tetutama saat Kiai Bakri berhasil mengubah pasar sapi di hari Jum'at ke hari Senin.

Kiai Bakri mendapat tentangan dari para bajingan. Namun tak langsung menyerbu Kiai Bakri ke pesabtren yang diasuhnya di kawasan Blega.

Para Bajingan sepakat untuk menghadang Kiai Bakri di suatu tempat, yang mereka yakini mudah digertak dan mudah dibuat takut. Beragam informasi dikumpulkan seraya mengatur siasat untuk menghadang sekaligus menggertak Kiai Bakri.

Selang beberapa bulan, terdengar kabar bahwa Kiai Bakri ada undangan ke daerah Durin Bangkalan. Paa Bajingan sudah bersiap untuk melakukan penyerangan. Kala itu, Kiai Bakri dengan Bapak didik menaiki sepeda motor menuju Durin, suasana saat itu masih gerimis.

Sesampainya di Baratnya Konang, telatnya arah menuju Durin. Kiai Bakri dihadang oleh para bajingan. "Edimmah seanyamah Kiai Bakri, toron!" Kata seorang di antara mereka dengan suara tinggi untuk menggertak Kiai Bakri.

Bapak Didik terus saja mengemudikan sepeda motornya dengan memboncengi Kiai Bakri sementara kiai meminta Bapak Didik memelankan sepedanya.

"Dimmah seanyamah Kiai Bakri, toron sateyah!" Ucap seorang di antara mereka dengan maksud membuat Kiai Bakri takut dengan menggoyangkan celurit yang dimiliki.

"Sengkok seanyamah Kiai Bakri, arapaah!" Kata Kiai Bakri sambil memutar-mutar sorban yang dikenakan. Anehnya para bajingan tersebut kalang kabut. Lari tunggang langgang tak tentu arah. Harapan menggertak dan membuat Kiai Bakri takut menjadi ciun sebaliknya mereka yang ketakutan dan lari tak tentu arah.

Junglorong, 4 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar