Jejak Langkah

Rabu, 04 Maret 2020

KH. MUKHTAR AS'AD: KIAI YANG MENYATUKAN DUA KUBU YANG SALING BERSETERU

Oleh Moh. Ghufron Cholid

Kontestasi pemilihan orang satu di Bangkalan, Kiai Mukhtar tak lepas dari sorotan. Kiai Mukhtar sudah punya nama yang bisa diperhitungkan dalam hal dukung mendukung calon. Keberpihakan Kiai Mukhtar dipertimbangkan, padahal Kiai Mukhtar sendiri adalah orang yang bersahaja, lebih banyak bersama rakyat jelata, melayani keperluan mereka dalam hal memberikan solusi atas permasalahan yang dialami tamu-tamunya.

Kebiasaan menuliskan nama orang yang hendak didoakan lalu diletakkan di buku besarnya kerap saya saksikan. Alfatihah mbah As'ad juga kerap terdengar.

Kala itu suasana pemilihan Bupati Bangkalan memanas dan semua calon berebut dukungan. Kala itu juga Kiai Mukhtar memiliki hajat tahunan yakni haftam lembaga yang diasuhnya.

Tak disangka, kedua calon yang berebut menjadi nomer satu di Bangkalan juga hadir dalam haftam tersebut. Sebagai seorang yang punya hajat dan tuan rumah acara, Kiai Mukhtar memperlakukan kedua calon tersebut duduk sama rata, berdiri sama tinggi. Tak ada yang lebih diistimewakan. Tak ada pula yang direndahkan.

Suasana yang memanas tak seharusnya dibuat tambah panas. Ianya harus didinginkan. Kiai Mukhtar bergegas memanggil pemandu acara haftam agar keduanya diberi tempat juga diberi peran.

Bagi Kiai Mukhtar bisa duduk bareng dalam acara akbar tahunan lebih istimewa daripada saling menjatuhkan. Terlebih yang sedang berebut suara menjadi orang Bangkalan, yang hadir ke acara haftam lembaga Kiai Mukhtar sama-sama keturunan Syeichona Kholil.

Acara haftam selesai menyisakan kesan yang baik. Paling tidak selama acara, kedua calon Bupati Bangkalan sama-sama diberi peran. Tak ada yang lebih diunggulkan dan tak ada pula yang disepelekan, semua dianggap sama dan semua diberi penghormatan yang sama.

Junglorong, 5 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar