Jejak Langkah

Minggu, 08 Maret 2020

RA FUAD DAN TEKNIK MENAKLUKKAN KEMUSTAHILAN


Oleh Moh. Ghufron Cholid

Tak ada yang mustahil di dunia ini jika kita menganggap segala sesuatu mudah karena Allah. Begitupun saat saya bertemu dengan orang nomer satu Bangkalan beberapa tahun silam di Surabaya.

Konon bisa berfoto dengan orang nomer satu Bangkalan sangatlah bertuah. Tak seorangpun bisa melakukannya, terlebih jika orang itu sangat asing tidak dikenal. Konon pula, berbicara dengan ajudan untuk bisa berfoto dengan Ra Fuad adalah kesia-siaan sebab pasti diarahkan untuk berbicara langsung kepada Ra Fuad.

Sebenarnya foto ini hanya untuk menjawab mitos itu. Bahwa seberapan orang nomer satu Bangkalan itu tetaplah seorang kiai. Tetaplah seorang yang juga bisa diajak bicara dan berfoto.

Kami bertemu secara tak sengaja di Surabaya, tepatnya di kantor dinas Wakil Gubernur Jatim yang kala itu dijabat Bapak Saifullah Yusuf.

"Sengkok terro afotoah ben Ra Fuad!" Kata saya kepada sepupu. "Tak kerah bisa, mlarat!" Jawabnya ketus. "Tadek semlarat monggu Allah, manabi Allah kasokan kabbi gempang!"'

Mungkin keinginan saya terbilang sangat mustahil dan sangat tak mungkin bisa diwujudkan. Tetapi saya sudah mengambil keputusan pantang bagi saya mundur. Lagi pula, Ra Fuad dan saya sama-sama manusia, sama-sama lahir kawasan pesantren bedanya Ra Fuad orang nomer satu Bangkalan dan saya hanya seorang yang lahir dari keluarga salaf.

"Tolong kabeleagin ka Ra Fuad kauleh terro afoah abereng!" Kata saya kepada ajudan Kiai Fuad. "Ngabele dhibik beih kauleh tak bengal (berbicara sendiri saja saya tak berani)."

Ketika Ra Fuad berada di depan pintu dan sayapun depan pintu, sayapun berucap, "kauleh terro afotoah sareng ajunan!" "Sengkok ghik sibuk." Kata Ra Fuad singkat.
"Palastareh dimen ponapah seekasibuk ajunan samarenah panikah pas afoto abereng!" Ra Fuad berucap,"Iyeh, marenah!"

Kami pun ber pisah, Ra Fuad kembali beraktivitas dengan Gus Ipul, sayapun sibuk menulis puisi dan beberapa jam kemudian kami berjumpa kembali.

Ra Fuad hendak pulang ke Bangkalan dengan tergesa-gesa dan menyuruh ajudan untuk menyiapkan mobil yang sedari tadi di parkir di tempat parkir.

"Ngereng seafotoah mangken Ra!" Kata saya mengingatkan sementara Ra Fuad, "Ceppet cong seagin mobil sengkok moleah!" Kata Ra Fuad pada ajudannya.

"Ra manabih ajudanah ajunan nyeapin mobil pas paserah semotoah ajunan sareng kauleh!" Kata saya mulai mencari kejelasan.

"Cong kannak dellun, fotoagin sengkok abereng reah!" Kata Ra Fuad memberi perintah kepada ajudannya dan akhirnya kamipun bisa foto bersama.

Kisah ini sengaja ditulis untuk menegaskan bahwa segala yang mustahil bisa mungkin terjadi bila kita memiliki keyakinan kuat mewujudkan. Jika kita memandang semua orang dihadapan Allah adalah sama maka lambat laun semesta membuka jalan termudah dengan Kun Fayakun Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar