Jejak Langkah

Selasa, 10 Maret 2020

KH. MOH. TIDJANI DJAUHARI: KIAI PENYABAR DAN PENYEJUK HATI


Oleh Moh. Ghufron Cholid

Santri adalah anak ruhani seorang kiai barangkali pembuka tulisan ini terlalu menjustifikasi dan terlalu mengeneralisasi keadaan, pasalnya tidak semua santri memiliki pemahaman dengan kiainya bahkan ada santri yang terlalu ekstrim hingga melampaui norma-norma yang telah diajarkan kiai.

Kiai Tidjani di samping seorang kiai yang memiliki wawasan luas, juga dikenal seorang penyabar dan penyejuk hati.

Berbeda halnya ketika penulis, tidak hanya mendengar melainkan menyaksikan bagaimana seorang Kiai Tidjani menghadapi santri yang memiliki pandangan liberal bahkan kelewat liberal karena pandangan tersebut tak hanya diyakini sendiri melainkan diungkapkan di ruang publik.

Kiai Tidjani meski memiliki kemampuan mengubah pendirian santrinya dengan tangan (kekuasaan) sebagai Pimpinan dan Pengasuh lembaga, yang memungkinkan bisa mengusir santri yang memiliki pemikiran nyelenih tentang tauhid. Namun Kiai Tidjani lebih menempuh jalan dengan memberikan pandangan yang mendamaikan.

Kiai lebih memilih sebagai seorang ayah kepada anak didiknya bukan seorang bos kepada karyawannya yang melakukan kesalahan fatal langsung main pecat.

Kiai Tidjani dengan kesabarannya lebih memilih menyentuh hati santrinya yang sedang hitam pekat, dengan sentuhan cinta.

Kiai Tidjani lebih suka menjawab pemikiran liberal santrinya dengan menyesuaikan kondisi. Jika tetlalu membahayakan akidah biasa menjawab pertanyaan nyeleneh dengan jawaban yang mudah ditangkap publik (santri secara umum) sementara penjelasan lebih mendalam biasa dilakukan dengan memanggil santri bersangkutan ke kediaman dan memberikan pemahaman secara terperinci.

Paling tidak peristiwa menggemparkan ini terjadi ketika penulis masih berstatus santri dan kala itu yang memiliki pemikiran liberal adalah santri yang sudah duduk di marhalah aliyah.

Beberapa santri maupun guru meyakini akibat yang akan diterima oleh santri berpikiran nyeleneh tersebut adalah diusir dari pondok secara tidak terhormat. Namun tebakan kami meleset santri tersebut tetap berada di pondok sampai menyelesaikan studi pesantrennya.

Sejak peristiwa tersebut jika ditanya tentang sosok Kiai Tidjani maka tanpa ragu penulis akan menjawab Kiai Tidjani: Kiai Penyabar yang Menyejukkan hati.

Torjunan, 10 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar