Jejak Langkah

Minggu, 01 Maret 2020

KH. GHOZI MUBAROK DAN SEBUAH KEWALIAN YANG DISEMBUNYIKAN


Oleh Moh. Ghufron Cholid

Selalu ada kisah menarik jika bertemu dan berkenalan dengan seorang kiai, terlebih pernah menjadi santrinya. Kali ini adalah cerita tentang KH. Ghozi Mubarok, putra sulung dari almarhum KH. Moh. Idris Jauhari.

Kiai yang satu ini tawadluknya luar biasa. Bila anda kebetulan sowan kepada Kiai Ghozi dan hendak meminta doa dari kiai maka anda harus siap dengan kemungkinan terburuk yakni tidak nyenyak tidur. Ini adalah pengalaman nyata saya dan saya alami sendiri.

Meminta didoakan kepada Kiai Ghozi tidak semudah membalikkan telapak tangan, pasalnya Kiai satu ini mewarisi ketawadluan abahnya. Paling banter yamg akan diucapkan kita saling mendoakan saja kalau tidak beruntung kita akan dipaksa berdoa dan Kiai Ghozi lebih memilih untuk mengucapkan amien.

Jika anda diminta berdoa sendiri dan Kiai Ghozi yang memilih mengucapkan amien, sementara posisi anda dalam keadaan sowan di kediaman kiai, sebaiknya anda menolak saja kalau tidak mau bernasib sama seperti yang pernah saya alami. Saya dibuat tidak bisa nyenyak tidur dalam kurun waktu tiga malam.

Obat tidur yang saya tempuh kala itu adalah kembali sowan ke pondok dan kembali meminta untuk didoakan oleh Kiai Ghozi. Seperti biasa Kiai Ghozi akan menolak dan kembali meminta yang punya hajat berdoa sendiri kemudian Kiai Ghozi memilih mengaminkan. Jika terpaksa berada di posisi ini sebaiknya dipaksa saja agar kiai berkenan mendoakan sebab itu akan menjadi terapi untuk bisa nyenyak tidur.

Junglorong, 1 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar