Oleh Moh. Ghufron Cholid
Bersyukur atau berterimakasih kepada sesama manusia adalah jalan lain bersyukur kepada Allah. Tampaknya itu tidak sekedar sesuatu yang diketahui melainkan dikerjakan oleh Kiai Idris.
Melupakan jasa pribadi dan selalu mengenang jasa orang lain adalah bagian dari hidup yang tak terlupakan.
Kiai Idris benar-benar menjadikan penghargaan yang diberikan kepada dermawan tak hanya diketahui sezamannya melainkan terus menerus diketahui dari generasi ke generasi, hal semacam ini bisa dilacak pada tiap nama asrama yang ada dalam pesantren Al-Amien Prenduan, sebut saja misalnya Aljufri, Amunir dan lain sebagainya. Penamaan tersebut bukan terbentuk dengan sendirinya dan tak memikiki latar belakang, semua dilakukan oleh Kiai Idris untuk terus mengingat jasa para dermawan, yang ikutserta menyumbangkan materi sehingga asrama tersebut jadi dan layak huni.
Saya kira, apa yang dilakukan Kiai Idris merupakan cara untuk tetap menghidupkan kebaikan orang lain, yang pernah diberikan ke pondok.
Tak hanya itu, peran penting orang-orang yang ikutserta membuat Al-Amien Prenduan menjadi besar seperti yang bisa kita saksikan. Nama-nama orang tersebut berada dalam catatan sejarah yang telah diabadikan oleh Kiai Idris yang kemudian nama-nama tersebut ditulis ulang oleh menantunya Kiai Idris yang bernama Kiai Bagus Amirullah, yang kemudian di desain nama-nama tersebut membentuk wajah Kiai Chotib yang bisa anda temukan di kantor Elphysika. Atau ruangan yang biasa ditempati oleh Kiai Amir.
Jrengoan, 13 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar