Jejak Langkah

Rabu, 04 Maret 2020

KH. MUKHTAR (JUNGLORONG) DAN ROMPI AZIMAT


Oleh Moh. Ghufron Cholid

Junglorong adalah sebuah daerah yang masih masuk kawasan Desa Komis, daerah ini umumnya satu kampung famili semua. Berada di kawasan pesantren.

Daerah ini juga dikenal dengan pembuatan azimat, sabuk yang terkenal buatan daerah ini adalah sabuk hitam kulit dan di luarnya bergambar pedang Sayyidina Ali dengan warna keemas-emasan, sayangnya sabuk itu tidak keluar lagi. Sabuk yang keluar berdasarkan keinginan yang memiliki hajat.

Berbicara tentang azimat maka tak ada salahnya jika kita mengetahui azimat rompi buatan Kiai Mukhtar, salah seorang Kiai Junglorong dari nasab ayahnya bersambung kepada Sayyid Abdul Allam (Bujuk Abdul Allam Prajjan) sedang dari nasab ibunya bersambung kepada Sayyid Abdullah (Bujuk Ambessi, Junglorong).

Suatu ketika ada seorang kiai yang memesan rompi kepada Kiai Mukhtar, yang satu mentahan (rompi yang belum dijahit) sedangkan rompi lainnya adalah rompi yang sudah jadi. Kiai tersebut akan kembali lagi ke Junglorong lagi setelah rompi siap berdasarkan hari yang ditentukan. Kiai Mukhtar menyanggupi permintaan kiai tersebut.

Selang beberapa hari, kiai yang memesan rompi kepada Kiai Mukhtar datang lagi ke Junglorong untuk mengambil pesanannya. Setelah rompi diterima dan ulang dibayarkan, sebelum pulang kiai tersebut berucap kepada Kiai Mukhtar, "Ajunan tak takok rogi manabi rompi paneka kauleh teroh, lamon deddih pas kauleh juel ka oreng!"

Dengan tersenyum Kiai Mukhtar lalu berucap, "kasokanah ajunan, bunten kauleh tak rogi!"

Mendengar penuturan kiai tersebut pulang dengan sangat bahagia. Kebahagiaan pertama karena rompi pesanan sudah diterima. Bahagia yang kedua, karena merasa punya izin untuk meniru dan memperbanyak rompi seperti buatan Kiai Mukhtar.

Tak dinyama apa yang diucapkan, dilakoni oleh kiai tersebut yakni meniru buatan rompi Kiai Mukhtar dan mulai menjahit rompi mentahan yang dipesan dari Kiai Mukhtar. Dengan bahagia, kiai tersebut mulai menjahit dan menggunakan jarum terbaru, jarum yang dibeli dari toko. Keanehan mulai terjadi, tiap kali jarum jahitan dipakai, tiap kali pula jarum itu patah. Tidak terjadi sekali bahkan berkali-kali. Peristiwa semacam ini membuat heran kiai tersebut dan tanpa pikir panjang untuk pergi ke Junglorong, menemui Kiai Mukhtar lalu meminta maaf karena telah meniru rompi buatan Kiai Mukhtar. Tak hanya itu, kiai tersebut meminta Kiai Mukhtar menuntaskan rompi mentahan menjadi rompi siap pakai.

Semenjak peristiwa tersebut, jika kiai tersebut membutuhkan rompi maka langsung ke Junglorong untuk memesan rompi siap pakai buatan Kiai Mukhtar dan tidak pernah memesan rompi mentahan dari Kiai Mukhtar.

Junglorong, 4 Maret 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar